Monday, January 22, 2007

The 3rd annual ITA 2007

Setiap individu adalah unik. Artinya setiap individu memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut bermacam-macam, mulai dari perbedaan fisik, pola berpikir dan cara-cara merespon atau mempelajari hal-hal baru. Dalam hal belajar, masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode untuk dapat memenuhi tuntutan perbedaan individu tersebut. Di negara-negara maju sistem pendidikan bahkan dibuat sedemikian rupa sehingga individu dapat dengan bebas memilih pola pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dirinya

Dalam acara The 3rd Annual Introductory to Adventure Learning (ITA) 2007, kamis (18/01) oleh Pelopor Adventure Camp di camp Pringayu – Ciawi Bogor. Disini Iwan Riswandi (member of Association for Experiential Education (AEE) Colorado – USA) selaku pemandu acara ini di depan 35 guru tingkat TK – SMU se JABODETABEK menjelaskan tentang pentingnya Experiential Learning Methode untuk menigkatkan gairah belajar. Experiential Learning adalah cara belajar dimana siswa belajar melalui pengalaman, yang kemudian proses terjadinya pengalaman tersebut digali hingga menemukan poin pembelajaran. Metode ini tidak harus di alam terbuka, bisa dimana saja bahkan diruang sekolah sekalipun, tetapi metode seperti ini menuntut seorang guru yang kreatif, penuh semangat, menyenangkan dan memiliki daya eksplorasi yang tinggi.

Dalam kaitannya dengan tema yang diangkat yaitu “meningkatkan motivasi belajar pada anak” Iwan juga menambahkan bahwa metode saja tidak cukup, karena untuk memotifasi anak agar mau belajar harus didukung dengan memberikan guru yang termotivasi (well motivated) untuk belajar sehingga aura semangat belajar turut mempengaruhi siswa didiknya. Hal ini disebabkan pendidikan tidak lepas dari figur seorang guru. Seperti bunyi peribahasa “guru kencing berdiri murid kencing berlari” artinya guru adalah role model bagi murid-muridnya. Sikap dan ajarannya akan mencerminkan wawasan, pengetahuan dan perilaku dari gurunya.

Jika saja metode pembelajaran dan kebutuhan guru yang seperti ini terpenuhi, niscaya gairah belajar dan pendidikan di negara kita akan bergerak maju dengan terarah dan pada akhirnya meningkatkan nilai kompetitif pendidikan Indonesia.

No comments: